Selasa, 26 Mei 2015

Co-working Space dan Startup Company di Indonesia

Co-Working Space dan Startup Company di Indonesia

Apakah itu Co-working ?

       Co-working adalah gaya kerja yang melibatkan lingkungan bersama bekerja, sering kantor, dan kegiatan mandiri. Tidak seperti di lingkungan kantor khas, coworking mereka biasanya tidak dipekerjakan oleh organisasi yang sama. Biasanya itu adalah menarik untuk bekerja di rumah profesional, kontraktor independen, atau orang-orang yang sering yang akhirnya bekerja dalam isolasi relatif perjalanan. Co-working juga arisan dari sekelompok orang yang masih bekerja secara independen, tapi yang berbagi nilai-nilai, dan yang tertarik sinergi yang dapat terjadi dari bekerja dengan orang-orang yang menghargai bekerja di tempat yang sama berdampingan satu sama lain.

         Secara sederhana, co-working space merupakan istilah untuk menyebut lokasi para pelaku star-up untuk bekerja. Biasanya, co-working space bersifat terbuka karena bisa digunakan semua orang untuk bekerja dengan cara menyewa. Kelebihannya, co-working space bersifat jauh lebih ekonomis jika dibandingkan dengan menyewa gedung, ruang meeting di hotel, atau menghabiskan waktu berjam-jam di kafe atau restoran. Pemilik co-working space biasanya menawarkan paket keanggotaan tertentu untuk para penyewa atau pengguna. Misalnya, penyewaan harian atau bulanan.  
        Co-working space kebanyakan menawarkan lokasi yang strategis dan fasilitas dasar penunjang seperti meja-kursi dan akses internet denagn wifi. Selain itu, co-working space membuka ruang kesempatan untuk menjalin relasi yang lebih luas antar pelaku star-up. Sejumlah co-working space juga menyediakan area khusus sebagi lokasi pengadaan seminar atu workshop. Pemilik co-working space kebanyakan juga memiliki koneksi dengan narasumber atau pakar dalam bidang usaha tertentu. Para profesional ini bisa didatangkan pada acara seminar yang diadakan di co-working space
       Co-working space memberikan kesempatan pada setiap penyewa atau pengguna ruangan untuk datang dan pergi tanpa ikatan waktu tertentu. Anda bisa datang bebas ke co-working space untuk bekerja. 

Bagaimanakah perkembangan Startup Company di Indonesia ?
       Perkembangan Startup di Indonesia bisa dikatakan cukup pesat menggembirakan. Setiap tahun bahkan setiap bulan banyak founder-founder (pemilik) Startup baru bermunculan. Menurut dailysocial.net, sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1500 Startup lokal yang ada di Indonesia. Potensi pengguna internet Indonesia yang semakin naik dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan sebuah Startup.
         Berdasarkan beberapa riset, pada tahun 2013 saja diperkirakan pengguna internet di Indonesia mencapai 70 juta orang, bisa dibayangkan berapa jumlah user internet Indonesia beberapa tahun kedepan. Selain itu daya beli masyarakat yang meningkat seiring dengan naiknya pendapatan perkapita masyarakat negeri ini ikut mempengaruhi perkembangan industri digital.
Menurut Rama Mamuaya, CEO dailysocial.net, Startup di Indonesia digolongkan dalam tiga kelompok yaitu Startup pencipta game, Startup aplikasi edukasi serta Startup perdagangan seperti e-commerce dan informasi. Menurutnya Startup game dan aplikasi edukasi punya pasar yang potensial dan terbuka di Indonesia. Hal ini dikarenakan proses pembuatan game dan aplikasi edukasi relatif mudah.
         Dengan berkembangnya media sosial dan smartphone, pasar untuk mobile game dan social game semakin besar. Sementara itu untuk aplikasi atau website yang bergerak di bidang e-commerce dan informasi, Rama menilai tantangannya di Indonesia masih cukup besar dikarenakan masih minimnya penggunaan kartu kredit. Namun untuk yang berbau informasi atau berita berbagai tema, perkembangannya justru jauh lebih pesat lagi.
          Di Indonesia sekarang ini telah banyak berdiri komunitas founder-founder Startup. Seperti Bandung Digital Valley (bandungdigitalvalley.com), Jogja Digital Valley (jogjadigitalvalley.com), Ikitas (www.ikitas.com) Inkubator Bisnis di Semarang, Stasion (stasion.org) wadah bagi Startup lokal kota Malang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan adanya komunitas ini tentunya akan memudahkan para founder untuk saling sharing, membimbing bahkan untuk menjaring investor. Para founder dapat pula mengikuti kompetisi yang diadakan oleh beberapa perusahaan seperti Telkom untuk menjadi investor mereka.


Bagaimanakah co-working di Indonesia?
        Muncullah co- working space. Istilah ini bukanlah sesuatu yang baru. Co-working space telah marak di sejumlah negara sejak sekitar satu dekade yang lalu. Di Indonesia, co-working space juga telah ada di sejumlah kota seperti jakarta, bandung, dan yogyakarta. Meskipun demikian, jumlahnya masing terbilang kecil dibandingkan jumlah pelaku start-up.
        Co-working space juga bisa menjadi salah satu pilihan meeting point karena lokasinya relatif strategis. Comma, Freeware, Jogja Digital Valley, Hubud, dan Pusat Kreatif Bandung adalah contohnya di indonesia meskipun hanya berperan sebagai penyedia lokasi, tidak tertutup kemungkinan, dari tempat ini muncul pembisnis baru yang turut mengangkat perekonomian daerah dan Indonesia, sehingga dapat disimpulkan perkembangan co-working di indonesia saat ini cukup berkembang dengan cepat dan menjanjikan dengan keuntungan yang cukup besar.

JOGJA DIGITAL VALLEY 


Address: Jl. Kartini, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223
Open today · 8:00 am – 10:00 pm
JOGJA DIGITAL VALLEY merupakan inkubator bisnis kedua yang dikembangkan oleh TELKOM untuk melengkapi ekosistem kreatif digital yang bertujuan untuk meningkatkan akselerasi jumlah pengembang untuk games, edutainment, music, animation dan software services khususnya di kota Yogyakarta dan sekitarnya. JOGJA DIGITAL VALLEY akan menjadi wadah yang sangat strategis bagi potential individual developer dan startup companies yang men-supply creative content untuk IT product dan service yang akan ditawarkan secara aktif ke IT market yang sedang booming saat ini.
JDV adalah co-working space kedua yang dilaunching oleh Telkom di Yogyakarta. Konsep ini mirip dengan BDV, dimana JDV ingin membantu para pengusaha teknologi untuk mengembangkan perusahaan dan menjembatani mereka untuk mencapai target pasar mereka. Dengan ukuran 800 meter persegi, JDV cocok digunakan untuk kantor perorangan, ruang gadget, ruang rapat dan inkubator. Tempat ini memiliki kapasitas untuk 50 orang.
Jogja Digital Valley atau lebih dikenal dengan istilah JDV ini baru diresmikan pada tanggal 21 agustus 2013 oleh Hamengku Buwono X. Jogja Digital Valley merupakan merupakan inkubator bisnis kedua yang dikembangkan oleh TELKOM untuk melengkapi ekosistem kreatif digital yang bertujuan untuk meningkatkan akselerasi jumlah pengembang untuk games, edutainment, music, animation dan software services khususnya di kota Yogyakarta.
ruang startup Jogja Digital Valley
mushola Jogja Digital Valley

meeting room Jogja Digital Valley

 cafe Jogja Digital Valley


KOMENTAR :


PERENCANAAN TATA RUANG :
Tata ruang di Jogja Digital Valley merupakan salah satu jenis Tata Ruang yang Terbuka, dimana ruang kerja yang bersangkutan tidak dipisahkan. Jadi, semua aktivitasnya dilaksanakan pada 1 ruang besar terbuka, tidak lagi dipisah-pisahkan menurut kamar atau pedengan-pedengan buatan.
·         Asas mengenai rangkain kerja : sudah sangat baik karena menggunakan bentuk huruf “L” yang diamana suatu rangkaian perkerjaan berbentuk garis lurus. Ruangan yang cukup luas sehingga nyaman untuk bekerja serta lebih fokus dengan saling berhadapan satu sama yang lainya.
·         Peyusunan Perabot : sangat bagus karena perabotan yang diletakkan dengan rapi serta teratur, sesuai dengan tempat dan fungsinya sehingga terlihat nyaman sehingga membantu penyelesaian dalam proses bekerja. Ruangan yang disediakan dalam Jogja Digital Valley ini cukup lengkap dan keadaan ruanganya pun sangat bagus. Dimana terdapat : startup room, meeting room, mushola, juga cafe. Menggunakan perabotan alat-alat yang bagus dari meja, kursi, lemari, ac, dan lain-lain cocok digunakan dalam bidang pekerjaanya.
·         Persyaratan Likungkan Fisik :
a.       Cahaya
Cahaya Setengah Langsung
Cahaya ini memancar dari sumbernya dengan melalui tudung lampu yang biasanya terbuat dari gelas dengan warna seperti susu. Cahaya ini tersebar ke berbagai jurusan sehingga ditimbulkan tidak begitu tajam. Namun, sebagian besar cahaya tetap langsung jatuh ke permukaan meja dan memantulkan kembali ke arah mata si pekerja. Jadi lampu yang digunakan untuk cahaya setengah langsung ini sudah lebih baik dari pada cahaya langsung. Karena tidak begitu menimbulkan kelelahan bagi mata atau alat indra pengelihatan. Jumlah lampu yang pas tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.
b.      Warna
Warna putih yang keseluruhanya sudah cukup baik dikarenakan untuk pekerjaan akan memperbesar penerangan dibantu sama cahaya tak langsung. Dalam tata ruang ini, warna yang tidak terlalu banyak sangatlah membantu dalam menciptakan suasana ruangan yang tentram dan nyaman untuk digunakan oleh para pekerja. Tidak begitu banyak campuran warna – warna yang mencolok mata.
c.       Udara
Sudah cukup baik, meskipun tidak ada adanya ventilasi udara tapi dengan adanya AC di dalam ruangan ini membantu penyegaraan dan sirkulasi udara lancar kemudian rasa nyaman, dingin, dan fresh untuk semua yang masuk dalam ruang pun dapat merasakannya.
d.      Suara
Proses kinerja yang di hasilkan juga tidak terlalu bising, sehingga tidak diperlukan penggunaan bahan-bahan pengedap suara. Kemudian dengan meggunakan dinding tembok sudah baik karena tidak terganggu dengan suara lainya diluar tempat ini serta dapat berkomunikasi dengan baik saling terdengar satu sama yang lainya.
e.       Kebersihan
Sangatlah bagus, dimana terlihat di foto bahwa dalam ruangan ini kerbersihannya dijaga tidak ada sampah yang berceceran. Serta dengan menggunakan sebagaian lantai keramik warna hitam membuat lantai tidak kotor dalam jangka waktu panjang.
Indah, nyaman, bersih tata ruang yang sangatlah bagus menurut saya dalam ruangan di Jogja Digital Valley. 

THANK YOU, 
TERIMA KASIH :)


 


 


 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar